ANALOGI DALAM ARSITEKTUR
PENDEKATAN ANALOGI
Seorang arsitek dapat merancang suatu karya arsitektur yang bermacam-macam bentuknya, namun tidak mudah melalui proses perancangan atau desain tersebut. Broadbent dengan bukunya Design in Architecture (1980), memuat hal-hal mendasar dalam desain arsitektur dan menjadi pegangan mahasiswa, akademisi, arsitek maupun peminat desain arsitektur lain. Hal fundamental yang dibahas di dalam buku ini salah satunya adalah pendekatan bentuk.
Analogi adalah salah satu pendekatan bentuk yang digunakan dalam desain arsitektur. Dalam bukunya, Design in Architecture, Geoffrey Broadbent mengatakan bahwa “...mekanisme sentral dalam menerjemahkan analisa-analisa ke dalam sintesa adalah analogi”. Pernyataan ini maksudnya adalah bahwa pendekatan analogi bukan hanya sekedar menjiplak bentuk objek alam yang dianalogikan, tapi diperlukan proses-proses analisis dan merangkainya sehingga menghasilkan bentuk baru yang masih memeiliki kemiripan visual dengan objek yang dianalogikan.
Suatu pendekatan analogi dikatakan berhasil apabila pesan yang ingin disampaikan atau objek yang dianalogikannya dapat dipahami oleh semua orang. Oleh karena itu, harus terdapat benang merah antara bangunan dan objek yang dianalogikannya dalam proporsi tertentu sehingga tidak menjadi terlalu naïf seperti menjiplak secara mentah-mentah.
Pendekatan analogi berbeda dengan pendekatan secara metafora. Dalam pendekatan metafora suatu objek dideskripsikan terlebih dahulu, untuk selanjutnya diambil inti dari pendeskripsian tersebut. Inti dari deskripsi itu kemudian diaplikasikan ke dalam bentuk arsitektur yang benar-banar berbeda dari objek yang dijadikan metafora. Pendekatan ini sering dianggap kurang berhasil karena banyak orang yang tidak dapat memeahami pesan yang ingin disampaikan.
Hal yang penting dalam analogi adalah persamaan antara bangunan dengan objek yang dianalogikan. Persamaan di sini bukan berarti benar-benar serupa dengan objek dan hanya diperbesar ukurannya saja, tetapi yang dimaksudkan adalah persamaan berupa pesan yang disampaikan. Oleh sebab itu, analogi menjadi sangat berharga karena sifatnya yang sangat personal, berarti dapat dipahami oleh setiap orang. Dalam buku Design in Architecture karya Broadbent, pendekatan analogi dibagi ke dalam tiga macam, yaitu analogi personal, analogi langsung, dan analogi simbolik.
Sementara, menurut menurut Wayne O. Attoe analogi di bagi menjadi 9 macam, yaitu:
a. Analogi Matematika
b. Analogi Biologis Teori
c. Analogi Romantis
d. Analogi Bahasa atau Linguistik
e. Analogi Mekanik
f. Analogi Pemecahan Masalah
g. Analogi Adhocis
h. Analogi Bahasa Pola
i. Analogi Dramaturgi
TENTANG ANALOGI
I.
ANALOGI ROMANTIK
Jika ditinjau, arsitektur merupakan karya seni, jadi
arsiteknya adalah seniman sehingga ide peranannya menjadi penting. Arsitektur
harus mampu menggugah tanggapan emosional dalam diri si pengamat. Hal ini dapat
dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan menimbulkan asosiasi (mengambil
rujukan dari bentuk-bentuk alam, dan masa lalu yang akan menggugah emosi
pengamat) atau melalui pernyataan yang dilebih-lebihkan (penggunaan kontras,
ukuran, bentuk yang tidak biasa yang mampu menggugah perasaan takut, khawatir,
kagum dan lain-lain).
Beberapa
arsitek yang menggunakan analogi romantik dalam karyanya adalah petter Collins,
Wayne O’Attoe, am Richardo Porro. Namun masing-masing memiliki pengertian
masing-masing mengenai analogi romantik
A.
Wayne O’Attoe
·
Romantic design
menggunakan
asosiasi-asosiasi, bersesuaian dengan alam berarti pengaturan secara alamiah
dan proses dari alam.
·
Association -> Kesesuaian
dengan masa lampau, lugu, primitif, kenangan masa lalu, berlebih-lebihan,
dibuat-buat.
·
Analogi romantis mencari
‘INDAH’. Analogi lain mencari ‘BENAR’.
B.
Peter Collins.
·
Analogi romantik merupakan kaidah-kaidah yang
pernah ada, diurai dalam bentuk berbeda
·
Masih berkiblat pada masa
lalu, masih ada nilai-nilai, misal kolom romawi dibuat berbentuk lain.
C. Richardo
Porro
·
Analogi romantik sebagai
gambaran, diolah jauh sekali dari yang ada.
Attoe dan Porro berbicara makna apa yang ada dari suatu
benda. Collins berbicara apa yang dilihatnya (melihat secara fisik/bendaa)
tidak melihat arti yang ada di dalamnya. Tapi ketiganya: Porro, Attoe dan
Collins berbicara dalam rangka menjelaskan benda yang ada (arsitektur). Kelompok
romantis mencoba untuk menggugah perasaan manusia, bahwa sesuatu yang rutin
tidak memberikan gairah hidup. Batas lazim adalah kemampuan menyadarkan
pengamatan bahwa kerutinan itu membosankan
.
II.
BANGUNAN DENGAN ANALOGI ROMANTIK
ANTHROPOMORPHISM oleh Richardo Porro
ANTHROPOMORPHISM oleh Richardo Porro
Ricardo porro merupakan arsitek kenemaan asal kuba (lahir 1925) dan merupakan arsitek kelulusan universitas Havana. Rancangan di atas merupakan salah satu karya Porro yang menggunakan analogi romantik yang merupakan villa, gedung hiburan utama (dengan restoran, tempat berbelanja dan ruang sosial dan budaya) di Yugoslavia. Sesuai istilahnya, anthropomorphism (dalam bentuk manusia), bangunan ini mengambil bentukan tubuh seorang pria gemuk yang ingin menembus seluruh teluk.
Richardo porro menganggap sikap
jiwa terhadap kenyataan yang ada yang dianggap sebagai halnya individu dalam
dunianya dimana dia mencari identitas dirinya. Ia tidak merancang sesuatu
mengikuti aturan yang ada serta bersifat sedikit misterius.
2. ANALOGI LANGSUNG (DIRECT ANALOGY)
Analogi langsung merupakan analogi yang paling mudah dipahami oleh orang lain. Dalam analogi ini, arsitek menyelesaikan permasalahan dalam desain dengan fakta-fakta dari beragai cabang ilmu lain yang sudah diketahui umum, misalnya seperti pengaturan cahaya pada bangunan yang menggunakan prinsip kerja diafragma pada mata. Berikut adalah beberapa contoh karya arsitektur yang menggunakan pendekatan analogi.
A. John Wax Building – Frank Lloyd Wright Pada bangunan ini, terdapat elemen-elemen yang dianalogikan dengan bunga water lily, yaitu pada bagian kolomnya. Pada bagian atas kolom dibentuk lingkaranlingkaran yang lebar sehingga menyatu dari satu kolom ke kolom lain, dan terbentuk langit-langit yang dapat dianalogikan sebagai bentuk daun pada bunga water lily. Sedangkan kolom-kolom diibaratkan seperti tangkai bunga water lily. Selain itu, ada pula yang memahami bentuk kolom pada bangunan John Wax Building berasal dari analogi jamur dengan bagian atas yang melebar dan tangkai seperti tangkai jamur.
B. Forum Building, Barcelona, Spain– Herzog and De Meuron Objek yang menjadi analogi dari Forum Building yaitu Laut Mediterania, karena letak bangunan yang berada di daerah pelabuhan dekat Laut Mediterania. Pendekatan analogi dapat terlihat dengan jelas pada bentuk jendela bangunan yang menyerupai bentuk koral. Bangunan yang terbuat dari material beton berwarna biru juga dapat mencerminkan warna laut yang biru.
Pada bagian interior bangunan juga dianalogikan seperti laut, yaitu pada bagian ceiling berwarna silver dan berkilauan sehingga dapat mencerminkan ruangan dibawahnya dan tampak seperti bagian dalam laut yang dipenuhi dengan gelombang-gelombang laut. Suasana yang tercipta di dalam bangunan yaitu seperti sedang berada di bawah laut. Kursi-kursi juga disusun sedemikian rupa menyerupai ombak laut.
C. Cottbus Library - Herzog and De Meuron Secara kasat mata, apabila dilihat dari atas, bangunan perpustakaan ini seperti amoeba berukuran raksasa, dengan sisi melengkung-lengkung tanpa sudut. Hal ini dimaksudkan agar dapat menyesuaikan dengan suasana lansekapnya sehingga dapat menciptakan ruang publik di sekitar bangunan.
Fasad bangunan memperlihatkan bentuk huruf-huruf yang saling terikat dan dilapisi dengan dinding material kaca. Huruf-huruf tersebut dapat menyampaikan pesan bahwa bangunan tersbeut merupakan rumah sastra, yaitu perpustakaan.
D. Bird Nest Stadium, Beijing, China - Herzog and De Meuron Desain stadion ini terinspirasi dari bentuk sarang burung, oleh karena itu dinamakana Bird Nest Stadium dan terletak di Beijing, China. Analogi sarang burung tidak hanya terlihat dari segi estetis pada eksterior saja, tetapi juga pada sistem struktural yang terlihat dari luar bangunan.
Dengan mempelajari struktur kaku pada sarang burung, Herzog mengaplikasikannya pada stadion ini dengan membuat struktur kolom yang tidak biasa yaitu seperti struktur sarang burung dan terbuat dari baja. Seluruh struktur yang terlihat dari luar, mencerminkan cabang sarang yang menyatu satu sama lain sehingga tercapai ketahanan yang luar biasa pada setiap elemen.
E. L’Hemispheric at City of Art and Science, Valencia, Spain – Santiago Calatrava L’ Hemispheric menggunakan analogi langsung. Konsep analogi yang dimunculkan oleh sang arsitek, Santiago Calatrava, adalah bola mata. Konsep in tidak hanya diterapkan untuk bentuk saja namun juga struktur, material hingga fasad.
Konsep bola mata untuk mendasari bentuk bangunan
Penggambaran Calatrava akan konsepnya begitu jelas sehingga bangunan benar-benar menyerupai mata. Bagian atas bangunan membentuk setengah elips dan sebuah kubah ditengahnya. Dengan elemen air, bangunan ini dipantulkan dengan pencerminan pada sumbu dasar bangunannya sehingga membentuk mata secara utuh. Selain mampu menambah kekayaan konsep Calatrava, dengan adanya air ini juga menjagi keharmonisan bangunan dengan lingkungan alam khususnya laut dan sungai yang terdapat didekatnya.
As the site is close to the sea, and Valencia is so dr , I decided to make water a major element for the whole site using it as a mirror for the architecture.” - Santiago Calatrava-
Konsep bola mata untuk struktur bangunan
Untuk menghadirkan konsep tersebut, bangunan ini dibangun menggunakan struktur cangkang sebagai penutup atapnya. Penggunaan struktur ini dikarenakan bentuknya yang menyerupai kubah dibutuhkan untuk penggunaannya sebagai planetarium dan teater yang membutuhkan bentangan cukup luas. Kubah ini juga dihasilkan tidak menggunakan lingkaran sebagai dasarnya melainkan bentuk menyerupai elips (dapat dilihat pada denah bangunan)
Material untuk mengekspos konsep bola mata
Bangunan ini menggunakan kombinasi material struktur yaitu beton dengan baja. Beton digunakan untuk penutup atap berupa cangkang (shell) dan struktur lengkung (arch) penahannya Sedangkan baja digunakan sebagai elemen – elemen struktur tegak yang menjadi pengaku arch bagian atas dengan arch bagian bawah.
Olahan fasad untuk konsep bola mata
Terdapat 2 buah arch yang menopang bangunan ini. Pada salah satu sisi menjang kedua buah arch dihubungkan oleh baja – baja lurus yang diletakkan menyerupai pagar dengan jarak konstan yang memberi kesan bulu mata. Selain itu dibawah arch bagian bawah terdapat curtain wall dengan bingkai alumunium yang meneruskan garis – garis baja diatasnya memberikan kesan bulu mata yang lebih halus dibandingkan bagian atasnya. Seperti itulah Calatrava menerapkan analogi bola mata di segala sisi bangunan L’Hemispheric.
Analogi langsung merupakan analogi yang paling mudah dipahami oleh orang lain. Dalam analogi ini, arsitek menyelesaikan permasalahan dalam desain dengan fakta-fakta dari beragai cabang ilmu lain yang sudah diketahui umum, misalnya seperti pengaturan cahaya pada bangunan yang menggunakan prinsip kerja diafragma pada mata. Berikut adalah beberapa contoh karya arsitektur yang menggunakan pendekatan analogi.
A. John Wax Building – Frank Lloyd Wright Pada bangunan ini, terdapat elemen-elemen yang dianalogikan dengan bunga water lily, yaitu pada bagian kolomnya. Pada bagian atas kolom dibentuk lingkaranlingkaran yang lebar sehingga menyatu dari satu kolom ke kolom lain, dan terbentuk langit-langit yang dapat dianalogikan sebagai bentuk daun pada bunga water lily. Sedangkan kolom-kolom diibaratkan seperti tangkai bunga water lily. Selain itu, ada pula yang memahami bentuk kolom pada bangunan John Wax Building berasal dari analogi jamur dengan bagian atas yang melebar dan tangkai seperti tangkai jamur.
Gambar 5. John Wax Building (atas) dan analogi water lily (bawah)
C. Cottbus Library - Herzog and De Meuron Secara kasat mata, apabila dilihat dari atas, bangunan perpustakaan ini seperti amoeba berukuran raksasa, dengan sisi melengkung-lengkung tanpa sudut. Hal ini dimaksudkan agar dapat menyesuaikan dengan suasana lansekapnya sehingga dapat menciptakan ruang publik di sekitar bangunan.
Fasad bangunan memperlihatkan bentuk huruf-huruf yang saling terikat dan dilapisi dengan dinding material kaca. Huruf-huruf tersebut dapat menyampaikan pesan bahwa bangunan tersbeut merupakan rumah sastra, yaitu perpustakaan.
D. Bird Nest Stadium, Beijing, China - Herzog and De Meuron Desain stadion ini terinspirasi dari bentuk sarang burung, oleh karena itu dinamakana Bird Nest Stadium dan terletak di Beijing, China. Analogi sarang burung tidak hanya terlihat dari segi estetis pada eksterior saja, tetapi juga pada sistem struktural yang terlihat dari luar bangunan.
Gambar 8. Bird Nest Stadium (kiri) dan analogi sarang burung (kanan)
Dengan mempelajari struktur kaku pada sarang burung, Herzog mengaplikasikannya pada stadion ini dengan membuat struktur kolom yang tidak biasa yaitu seperti struktur sarang burung dan terbuat dari baja. Seluruh struktur yang terlihat dari luar, mencerminkan cabang sarang yang menyatu satu sama lain sehingga tercapai ketahanan yang luar biasa pada setiap elemen.
E. L’Hemispheric at City of Art and Science, Valencia, Spain – Santiago Calatrava L’ Hemispheric menggunakan analogi langsung. Konsep analogi yang dimunculkan oleh sang arsitek, Santiago Calatrava, adalah bola mata. Konsep in tidak hanya diterapkan untuk bentuk saja namun juga struktur, material hingga fasad.
Konsep bola mata untuk mendasari bentuk bangunan
Penggambaran Calatrava akan konsepnya begitu jelas sehingga bangunan benar-benar menyerupai mata. Bagian atas bangunan membentuk setengah elips dan sebuah kubah ditengahnya. Dengan elemen air, bangunan ini dipantulkan dengan pencerminan pada sumbu dasar bangunannya sehingga membentuk mata secara utuh. Selain mampu menambah kekayaan konsep Calatrava, dengan adanya air ini juga menjagi keharmonisan bangunan dengan lingkungan alam khususnya laut dan sungai yang terdapat didekatnya.
As the site is close to the sea, and Valencia is so dr , I decided to make water a major element for the whole site using it as a mirror for the architecture.” - Santiago Calatrava-
Konsep bola mata untuk struktur bangunan
Untuk menghadirkan konsep tersebut, bangunan ini dibangun menggunakan struktur cangkang sebagai penutup atapnya. Penggunaan struktur ini dikarenakan bentuknya yang menyerupai kubah dibutuhkan untuk penggunaannya sebagai planetarium dan teater yang membutuhkan bentangan cukup luas. Kubah ini juga dihasilkan tidak menggunakan lingkaran sebagai dasarnya melainkan bentuk menyerupai elips (dapat dilihat pada denah bangunan)
Bangunan ini menggunakan kombinasi material struktur yaitu beton dengan baja. Beton digunakan untuk penutup atap berupa cangkang (shell) dan struktur lengkung (arch) penahannya Sedangkan baja digunakan sebagai elemen – elemen struktur tegak yang menjadi pengaku arch bagian atas dengan arch bagian bawah.
Olahan fasad untuk konsep bola mata
Terdapat 2 buah arch yang menopang bangunan ini. Pada salah satu sisi menjang kedua buah arch dihubungkan oleh baja – baja lurus yang diletakkan menyerupai pagar dengan jarak konstan yang memberi kesan bulu mata. Selain itu dibawah arch bagian bawah terdapat curtain wall dengan bingkai alumunium yang meneruskan garis – garis baja diatasnya memberikan kesan bulu mata yang lebih halus dibandingkan bagian atasnya. Seperti itulah Calatrava menerapkan analogi bola mata di segala sisi bangunan L’Hemispheric.
3. ANALLOGI BIOLOGIS
Pandangan para ahli teori yang menganalogikan arsitektur sebagai analogi biologis berpendapat bahwa membangun adalah proses biologis…bukan proses estetis. Analogi biologis terdiri dari dua bentuk yaitu ‘organik’ (dikembangkan oleh Frank Lloyd Wright). Bersifat umum ; terpusat pada hubungan antara bagian-bagian bangunan atau antara bangunan dengan penempatannya/penataannya. dan ‘biomorfik’. Lebih bersifat khusus. ; terpusat pada pertumbuhan proses-proses dan kemampuan gerakan yang berhubungan dengan organisme.
Arsitektur organik FL Wright mempunyai 4 karakter sifat ;
a. Berkembang dari dalam ke luar, harmonis terhadap sekitarnya dan tidak dapat dipakai begitu saja.
b, Pembangunan konstruksinya timbul sesuai dengan bahan-bahan alami, apa adanya (kayu sebagai kayu, batu sebagai batu, dll).
c. Elemen-elemen bangunannya bersifat terpusat (integral).
d. Mencerminkan waktu, massa, tempat dan tujuan.
Secara asli dalam arsitektur istilah organik berarti sebagian untuk keseluruhan – keseluruhan untuk sebagian. Arsitektur Biomorfik kurang terfokus terhadap hubungan antara bangunan dan lingkungan dari pada terhadap proses-proses dinamik yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perubahan organisme. Biomorfik arsitektur berkemampuan untuk berkembang dan tumbuh melalui : perluasan, penggandaan, pemisahan, regenerasi dan perbanyakan. Contoh : kota yang dapat dimakan (Rudolf Doernach), struktur pnemuatik yang bersel banyak (Fisher, Conolly, Neumark, dll).
Green School Bali
John Hardy
Dengan memanfaatkan bambu sebagai struktur dan konstruksi
pada seluruh bangunan yang selesai dibangun tahun 2007 ini merupakan
implementasi sang Arsitek dalam realisasi pemikirannya yaitu untuk menggunakan
material alam yang berada disekitar Tapak. Dan pada saat itu material bambu
sangat banyak didaerah itu. Lokasi Bangunan : Kab. Badung, Bali, Indonesia
Bangunan bermassa banyak yang difungsikan sebagai sekolah
internasional ini mengedepankan interaksi dengan alam pada setiap bangunannya,
sehingga hampir keseluruhan bangunan dibiarkan tanpa sekat dinding yang
bertujuan agar ruang dalam dan luar dapat menyatu
Dengan memaksimalkan usaha dalam membentuk atap seperti
rumah keong, arsitek berhasil menutup bangunan tanpa menggunakan bata maupun
triplek untuk bangunan Mes Guru pada Green School Bali ini.
sources:
Broadbent, Geoffrey. Design in Architecture. Architecture and the Human Sciences. 1973. John Wiley and Sons ltd: London http://www.herzogdemeuron.com/index/practice/writings/conversations/zaera.html http://en.wikiarquitectura.com/index.php/Beijing_Olympic_Stadium
https://ffredo.wordpress.com/2010/10/26/analogi-yang-digunakan-dalam-teori-arsitektur/
https://www.academia.edu/16758365/ANALOGI_BIOLOGIS_DALAM_PERANCANGAN_ARSITEKTUR
Comments
Post a Comment