PEMUDA DAN SOSIALISASI
Internalisasi Belajar dan spesialisasi
“the time of life between childhood and maturity; early maturity; the
state of being young or immature or inexperienced; the freshness and vitality
characteristic of a young person”.
- Princeton-
Pemuda adalah golongan manusia manusia muda yang masih
memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat
melanjutkan dan mengisi pembangunan yang kini telah berlangsung, pemuda di
Indonesia dewasa ini sangat beraneka ragam, terutama bila dikaitkan dengan
kesempatan pendidikan.
Pemuda diidentikkan dengan kaum muda yang merupakan
generasi bangsa, yang akan menentukan perubahan-perubahan dimasa yang akan
datang. Di dalam masyarakat pemuda merupakan satu identitas yang potensial
sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan
bangsanya karma pemuda sebagai harapan bangsa dapat diartikan bahwa siapa yang
menguasai pemuda akan menguasai masa depan.
Seorang pemuda harus bisa beradaptasi dan bergaul dengan
lingkungan disekitarnya. Ya, pemuda sebagai manusia pada dasarnya harus dapat bersosialisasi.
Sosialisasi
adalah proses yang membantu individu melalui media pembelajaran dan penyesuaian
diri, bagaimana bertindak dan berpikir agar ia dapat berperan dan berfungsi,
baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Maksudnya, agar tumbuh
sikap rasa peduli dan rasa kebersamaan didalam dirinya.
INTERNALISASI BELAJAR DAN SOSIALISASI
Internalisasi belajar dan Sosialisasi proses peresapan
pengetahuan ke dalam pikiran. Dalam proses ini, pengetahuan eksplisit
(kelihatan, biasanya dalam bentuk simbol dan kode) diubah ke dalam bentuk tasit
(tak kelihatan). Contoh internalisasi adalah membaca buku, cetak maupun
digital. Buku cetak tentu tak perlu dihadirkan dengan teknologi informasi.
Sedangkan buku digital atau elektronik memerlukan teknologi informasi.
Sosialisasi adalah proses yang membantu individu melalui
media pembelajaran dan penyesuaian diri, bagaimana bertindak dan berpikir agar
ia dapat berperan dan berfungsi, baik sebagai individu maupun sebagai anggota
masyarakat. Berikut pengertian sosialisasi menurut para ahli :
1. Charlotte Buhler
Sosialisasi adalah proses yang membantu individu-individu
belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup, dan berpikir kelompoknya
agar ia dapat berperan dan berfungsi dengan kelompoknya.
2. Peter Berger
Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati
serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan
membentuk kepribadiannya.
3. Paul B. Horton
Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati
serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan
membentuk kepribadiannya.
4. Soerjono Soekanto
Sosialisasi adalah proses mengkomunikasikan kebudayaan
kepada warga masyarakat yang baru.
Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui dalam sosialisasi,
antara lain: Proses Sosialisasi, Media Sosialisasi dan Tujuan Sosialisasi.
a) Proses sosialisasi
Istilah sosialisasi menunjuk pada semua factor dan proses
yang membuat manusia menjadi selaras dalam hidup ditengah-tengah orang kain.
Proses sosialisasilah yang membuat seseorang menjadi tahu bagaimana mesti ia
bertingkah laku ditengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Dari
proses tersebut, seseorang akan terwarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan
hidupnya.
Semua warga negara mengalami proses sosialisasi tanpa
kecuali dan kemampuan untuk hidup ditengah-tengah orang lain atau mengikuti
norma yang berlaku dimasyarakat. Ini tidak datang begitu saja ketika seseorang
dilahirkan, melainkan melalui proses sosialisasi.
b) Media Sosialisasi
• Orang tua dan keluarga
• Sekolah
• Masyarakat
• Teman bermain
• Media Massa.
c) Tujuan Pokok Sosialisasi
• Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan)
yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat.
• Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan
mengenbangkankan kemampuannya.
• Pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari
melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
• Bertingkah laku secara selaras dengan norma atau tata
nilai dan kepercayaan pokok ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan pada
masyarakat umum
Proses sosialisasi adalah proses pembentukan sikap
loyalitas sosial. Loyalitas sosial atau kesetiaan sosial adalah perkembangan
dari sikap saling menerima dan saling memberi kearah ang lebih baik. Kita
sangat mudah melihatnya pembentukan kesetiaan sosial ini adalah dalam keluarga.
Setiap anggota keluarga selalu setia sesamanya. Di dalam kelompok dan
masyarakat juga kesetiaan sosial ini berkembang, sebagai dasar kesatuan dan
persatuan dalam masyarakat. Dengan kata lain kesetianan sosial berkembang mulai
dari kelompok yang sederhan hingga kelompok yang lebih luas.
Ada minimal tiga hal yang harus dilakukan agar tumbuh dan
kembangnya sikap loyalitas sosial ini yakni, pertama kita harus saling
berkomunikasi baik dalam keadaan berdekatan ataupun dalam keadaan berjauhan
(tempat tinggal). Dengan komunikasi yang teratur kita akan saling mengetahui
kabar dan berita di antara kita. Sakit atau senang diantara kita dapat dengan
cepat kita mengetahuinya.
Kedua, sering bekerja sama menyelesaikan berbagai persoalan
hidup. Misalnya bergotong royang atau melakukan arisan. Kerja sama dapat saja
dilakukan dalam kelompok kecil(minimal dua orang) atau pun dalam kelompok yang
besar (yang jumlah anggotanya banyak).
Ketiga, dalam kehidupan atau pergaulan sesama kita, sikap
tolong menolong harus dikembangkan. Berbagai kesulitan hidup yang kita alami
pantas kita minta tolong kepada orang lain atau teman. Begitu pula sebaliknya
bila kawan kita yang mengalami kesusahan wajib pula kita membantunya. Tentu
saja dasarnya adalah suka saling menerima dan memberi.
Pada masa 1990 sampai 2000-an demonstrasi masih marak di
berbagai tempat. Pada masa itu mahasiswa dan pemuda menyebutkan dirinya sebagai
Gerakan Moral. Sedangkan pada mahasiswa yang lain gerakan mahasiswa menyebutkan
dirinya sebagai gerakan Politik.
Mahasiswa menjadi pecah dan terkadang pragmatis. Tidak
menjadi rahasia umum lagi mahasiswa dibayar untuk berdemonstrasi.
Sebelum terlalu jauh meneropong peranan mahasiswa di luar
kampus– walaupun klise– sebaiknya kita mesti ingat bahwa tugas utama mahasiswa
dan pemuda adalah belajar di sekolah/kampus.
Peranan sosial mahasiswa dan pemuda di masyarakat, kurang
lebih sama dengan peran warga yang lainnnya di masyarakat. Mahasiswa mendapat
tempat istimewa karena mereka dianggap kaum intelektual yang sedang menempuh
pendidikan. Pada saatnya nanti sewaktu mahasiswa lulus kuliah, ia akan mencari
kerja dan menempuh kehidupan yang relatif sama dengan warga yang lain.
Peran pemuda sangat dibutuhkan dalam pembangunan. Seorang
pemuda dituntut dapat merubah keadaan kearah yang lebih baik bukannya
memperburuk keadaan atau merusak tatanan yang telah ada. Calon-calon pemimpin
yang akan datang, tokoh masyarakat atau bahkan menjadi panutan untuk orang
lain.
Peran pemuda sehubungan dengan pembangunan, peran itu
dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Didasarkan atas usaha pemuda untuk menyesuaikan diri
dengan tuntutan-tuntutan lingkungan. Pemuda dalam hal ini dapat berperan
sebagai penerus tradisi dengan jalan menaati tradisi yang berlaku
2. Didasarkan atas usaha menolak menyesuaikan diri dengan
lingkungan. Peran pemuda jenis ini dapat dirinci dalam tiga sikap, yaitu :
·
pertama jenis pemuda “pembangkit” mereka adalah
pengurai atu pembuka kejelasan dari suatu masalah sosial. Mereka secara tidak
langsung ktu mengubah masyarakat dan kebudayaan.
·
Kedua pemuda pdelinkeun atau pemuda nakal.
Mereka tidak berniat mengadakan perubahan, baik budaya maupun pada masyarakat,
tetapi hanya berusaha memperoleh manfaat dari masyarakat dengan melakukan
tidnakan menguntungkan bagi dirinya, sekalipun dalam kenyataannya merugikan.
·
Ketiga,
pemuda radikal. Mereka berkeinginan besar untuk mengubah masyarakat dan
kebudayaan lewat cara-cara radikal, revolusioner.
Pemuda dan identitas
Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda
Pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda
ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor:0323/U/1978 tanggal 28 Oktober 1978. Maksud
dari Pola Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda adalah agar semua pihak yang
turut serta dan berkepentingan dalam penanganannya benar-benar menggunakan
sebagai pedoman sehingga pelaksanaannya dapat terarah, menyeluruh dan terpadu
serta dapat mencapai sasaran dan tujuan yang dimaksud.
Pola dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda disusun
berlandaskan:
1. Landasan
IDIIL : Pancasila
2. Landasan
Konstitusional : Undang-Undang Dasar
1945
3. Landasan
Strategis : Garis-Garis
Besar Haluan Negara
4. Landasan
Historis : Sumpah Pemuda
Th. 1928 dan
Proklamasi Kemerdekaan 17-8-45
5. Landasan
Normatif : Etika, tata
nilai dan tradisi
luhur yang hidup dalam masyarakat
Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda menyangkut dua
pengertian pokok yaitu:
1. Generasi Muda
sebagai subyek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang telah memiliki
bekal-bekal dan kemampuan serta landasan untuk dapat mandiri dalam
keterlibatannya secara fungsional bersama potensi lainnya, guna menyelesaikan
masalah-masalah yang dihadapi bangsa dalam rangka kehidupan berbangsa dan
bernegara serta pembangunan nasional.
2. Generasi muda
sebagai subyek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang masih memerlukan
pembinaan dan pengembangan ke arah pertumbuhan potensi dan
kemampuan-kemampuannya ke tingkat yang optimal dan belum dapat bersikap mandiri yang melibatkan secara
fungsional.
POTENSI-POTENSI GENERASI MUDA
Potensi-potensi yang terdapat pada generasi muda perlu
dikembangkan adalah :
a. Idealisme dan Daya Kritis
Secara sosiologis generasi muda belum mapan dalam tatanan
yang ada, maka ia dapat melihat kekurangan-kekurangan dalam tatanan dan secara
wajar mampu mencari gagasan baru.
b. Dinamika dan Kreatifitas
Adanya idealisme pada generasi muda, maka generasi muda
memiliki potensi kedinamisan dan kreatifitas yakni kemampuan dan kesediaan
untuk mengadakan perubahan, pembaharuan, dan penyempurnaan
kekurangan-kekurangan yang ada atau pun mengemukakan gagasan-gagasan/alternatif
yang baru sama sekali.
c. Keberanian Mengambil Risiko
Perubahan dan pembaharuan termasuk pembangunan, mengandung
risiko dapat meleset, terhambat atau gagal. Namun mengambil risiko itu adalah
perlu jika kemajuan ingin diperoleh.
Generasi muda dapat dilibatkan pada usaha-usaha yang
mengandung risiko, kesiapan pengetahuan, perhitungan dan keterampilan dari
generasi muda akan memberi kualitas yang baik kepada keberanian mengambil
risiko.
d. Optimis dan Kegairahan Semangat
Kegagalan tidak menyebabkan generasi muda patah semangat.
Optimisme dan kegairahan semangat yang dimiliki generasi muda akan merupakan
daya pendorong untuk mencoba maju lagi.
e. Sikap Kemandirian dan Disiplin Murni
Generasi muda memiliki keinginan untuk selalu mandiri dalam
sikap dan tindakannya. Sikap kemandirian itu perlu dilengkapi dengan kesadaran
disiplin murni pada dirinya, agar dengan demikian mereka dapat menyadari
batas-batas yang wajar dan memiliki tenggang rasa.
f. Terdidik
Walaupun dengan memperhitungkan faktor putus sekolah,
secara menyeluruh baik dalam arti kuantitatif maupun dalam arti kualitatif
generasi muda secara relatif lebih terpelajar karena lebih terbukanya
kesempatan belajar dari generasi-generasi pendahuluannya.
g. Keanekaragaman Dalam Persatuan dan Kesatuan
Keanekaragaman generasi muda merupakan cermin dari
keanekaragaman masyarakat. Keanekaragaman tersebut dapat merupakan hambatan
jika hal itu dihayati secara sempit dan ekslusif.
h. Patriotisme dan Nasionalisme
Pemupukan rasa kebanggaan, kecintaan dan turut serta
memiliki bangsa dan negara di kalangan generasi muda perlu lebih digalakkan,
pada gilirannya akan mempertebal semangat pengabdian dan kesiapannya untuk
membela dan mempertahankan bangsa dan negara dari segala bentuk ancaman. Dengan
tekad dan semangat ini generasi muda perlu dilibatkan dalam setiap usaha dan
pemantapan ketahanan dan pertahanan nasional.
i. Sikap Kesatria
Kemurnian idealisme, keberanian, semangat pengabdian dan
pengorbanan serta rasa tanggung jawab sosial yang tinggi adalah unsur-unsur
yang perlu dipupuk dan dikembangkan terus menjadi sikap kestaria di kalangan
generasi muda Indonesia sebagai pembela dan penegak kebenaran dan keadilan bagi
masyarakat dan bangsa.
j. Kemampuan Penguasaan Ilmu dan Teknologi
Generasi muda dapat berperan secara berdaya guna dalam
rangka pengembangan ilmu dan tekonologi bila secara fungsional dapat
dikembangkan sebagai transformator dan dinamisator terhadap lingkungannya yang
lebih terbelakang dalam ilmu dan pendidikan serta penerapan teknologi, baik
yang maju, madya maupun yang sederhana.
TUJUAN POKOK SOSIALISASI
Tujuan pokok sosialisasi adalah :
1. Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan)
yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat.
2. Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan
mengembangkan kemampuannya.
3. Pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari
melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
4. Bertingkah laku selaras dengan norma atau tata nilai dan
kepercayaan pokok yang ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan masyarakat
umumnya.
Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki ilmu di bidang
keinginannya masing-masing agar bermanfaat bagi agama, keluarga, masyarakat,
dan bangsa.
Sedangkan perguruan
tinggi adalah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi disebut
Mahasiswa sedangkan tenaga pendidikan perguruan tinggi disebut dosen. disinilah
seseorang dapat mengembangkan lebih dalam lagi ilmu-ilmu yang telah didapat
dari pendidikan sebelumnya (SD,SMP,SMA), yang akan berpeluang besar
menggantikan generasi sebelumnya, dan dapat memajukan bangsa dan negaranya.
Di Indonesia ada
bermacam-macam perguruan dan pendidikan baik yang bersifat formal maupun
nonformal, dan informal. adapun jenis-jenis pendidikan, yaitu :
- Pendidikan formal yaitu TK, SD, SLTP, SMA, SMK.
- Pendidikan non formal yaitu kursus menjahit, memasak, dll
- Pendidikan informal yaitu pendidikan berdasarkan pengalaman.
Untuk itu pemerintah membuat berbagai macam program agar dapat mengatasi masalah tersebut. Upaya-upaya yang dikeluarkan pemerintah yaitu:
- Pada pendidikan formal, pemerintah menggratiskan biaya dari tingkat SD s/d SLTP (wajib belajar 9th).
- Adanya berbagai macam beasiswa baik ditingkat SLTA ataupun perguruan tinggi bagi siswa-siswi berprestasi dan kurang mampu.
- Membuat satu wadah yang bekerja sama dengan industri kecil menengah untuk memberikan pelatihan-pelatihan kepada masyarakat yang terlanjur tidak sekolah agar bisa memiliki usaha sendiri.
- Membuat program kesetaraan paket A,B,C bagi masyarakat yang ingin sekolah namun kendala dengan umur.
Saat ini
sarana pendidikn baik formal maupun nonformal sudah sangat baik, namun tidak
semua kalangan masyarakat bisa menikmati pendidikan tersebut karena biaya untuk
bisa menikmatinya terlalu mahal.
Seharusnya
pendidikan formal di barengi dengan pendidikan nonformal agar tercipta
masyarakat yang cerdas dan kreatif serta mampu mendirikan lapangan pekerjaan
sendiri.
Generasi muda memiliki peranan penting dalam memajukan dan
meningkatkan pembangunan. Begitu banyak potensi yang dimiliki oleh generasi
muda, mereka mampu berkarya dan berekspresi dengan bebas ,tetapi masih dalam
lingkup yang sewajarnya dan tidak menyalahi aturan.
Pengembangan potensi tersebut dapat dimulai dari lingkungan
keluarga, orang tua dapat mengembangkan potensi anak mereka sejak berusia
balita, orang tua dapat mengarahkan apa dan kemana potensi yang dimiliki oleh
anak mereka sehingga lahirlah generasi muda yang memiliki potensi sesuai minat
masing-masing anak.
Generasi muda dapat mengembangkan potensi mereka melalui
hoby atau kesenangan masing-masing, contohnya jika anak menyukai musik maka ia
bisa mengembangkan potensinya dengan membuat sebuah band atau mengikuti kursus
bermain musik sehingga potensi anak tersebut redup tanpa ada perkembangan.
Apa alasan saya untuk mengenyam pendidikan tinggi?
Alasan saya untuk mengenyam pendidikan tinggi adalah untuk
menambah wawasan agar lebih mengetahui banyak hal dalam skala yang besar dan
luas sehingga mempunyai ilmu yang dapat berguna untuk sesama makhluk hidup dan
tentu saja meningkatkan kualitas hidup saya. Saya berkuliah selain menambah
wawasan juga salah satu cara agar mendapatkan tittle atau gelar. Walaupun gelar
bukan faktor utama tapi merupakan faktor pendukung yang cukup besar untuk kita
melangkah ke tingkat selanjutnya. Orang kebanyakan akan lebih mempercayai orang
yang mempunyai gelar.
Daftar Pustaka :
Comments
Post a Comment