Resensi Film Good Will Hunting



Good Will Hunting

Genre : Drama

Staring :
Matt Damon
Robin Williams
Ben Affleck
Minnie Driver

Produser : Gus Van Sant

Publisher : MiraMax

Durasi : 120 Menit

Film Amerika yang di release tahun 1997 ini menceritakan tentang Will Hunting (Matt Damon) atau bisa di sebut Will seorang pemuda jenius namun memiliki masalah psikisnya. Ia tidak gila, namun emosinya tidak terkontrol karen masa lalu nya dan oleh karena pengalaman itu dia pun sulit mempercayai orang lain. Will Hunting adalah seorang orphan atau yatim piatu, ia di besarkan oleh keluarga angkat yang menelantarinya. Oleh karena itu Will hanya tinggal sendiri di apartemennya. Oleh karena ith selain emosinya yang tidak terkontrol ia pun juga menjadi orang yang membenci dirinya sendiri dan sulit menjalani hubungan karena sulit percaya terhadap orang lain bahkan berkumpul bersama tim berandalan.

Will bekerja sebagai tukang bersih-bersig di Massachusetts Institute of Technology di boston , Amerika. Suatu hari, ia memecahkan soal matematika yang sangat sulit dari Prof. Gerald secara diam diam, soal itu di tujukan untul mahasiswa MIT. Soal itu di selesaikan selama 2 tahun oleh profesor di universitas itu. Namun, dengan sekejap will menyelesaikan soal itu sehingga membuat semua orang penasaran siapa sosok jenius itu.

Beberapa hari kemudian, will tertangkap sedang mengerjakan soal lain dari  Prof. Gerry si papan koridor kampus. tapi ia malah kabur bersembunyi dari Prof. Gerry. Kemudian is langsung memutuskan untuk berhenti kerja di MIT.

Suatu hari saat sedang berada di mobil bersama teman temannya, is melihat seorang gadi di ganggu oleh segerombolan pria yang juga dulu pernah melecehkan Will saat masih TK. Will yang emosional pun langsung turun tangan dan memukuli gerombolan itu. Kemudian Polisi datang untul melerai kejadian itu. namun, will malah memukuli polisi itu dan akhirnya ia pun terpaksa harus mengikuti sidang.

Prof. Gerry yang sedang mencari will pun ikut turun tangan di kasusnya. Ia akan membantu sebagai penjamin Will dengan persyaratan dia harus mengerjakan dan memecahkan matematika dan harus mau mengikuti terapi. Awalnya Will menolak karena ia merasa tidak perlu ke terapis. Namun, setelah berfikir bahwa menemui terapis lebih baik dibandingkan tinggal di dalam penjara.

sudah 5 terapis yg di panggil oleh Gerry, namun mereka semua menyerah menghadapi kekonyolan dan keanehan Will. Sampai akhirnya ia meminta bantuan dari teman lamanya yang bernama Sean McGuire. Sean berasal dari South Boston seperti Will dan Gerry pikir mereka akan terbuka dengan latar belakang yang sama.

Sean dan Will akhirnya memulai sisi terapi mereka. Awalnya Sean gagal untuk membawa mereka serius. Tetapi dengan ketekunan dan ketulusan Sean, memungkinkan Will untuk terbuka kepadanya. Dalam sesi kemudian Sean menceritakan pengalamannya bagaimana ia bertemu dengan istrinya. Sean bercerita tentang bagaimana ia menyerahkan tiket untuk melihat Red Sox di seri dunia 1975, untuk bertemu dan menghabiskan waktu bersama orang asing di Bar, yang sekarang menjadi istrinya. Akhirnya Will dan Sean menjadi lebih akrab dan Will bersedia menceritakan pengalaman masa lalunya yang kelam.


Sementara itu Prof.Gerrald, mendorong Will untuk maju yang pada akhirnya Will menolaknya untuk pergi wawancara kerja yang telah disiapkan oleh Prof. Gerrald, untuk posisi yang lebi menantang bahkan dengan bakat yang sangat besar. Bahkan, Prof. Gerrald dan Sean juga bertengkar tentang masa depan Will, Will kebetulan menyaksikan argumen ini marah entah bagaimana bertindak sebagai katalis untuk keputusannya untuk memasuki tingkat yang lebih dalam kepercayaan dan berbagi dengan Sean. Dia sekarang melihat bahwa mentor adalah setiap bit sebagai manusia,
bisa keliru, dan bertentangan dalam keadaannya.

Skylar (gadia yang ditemui Will di Bar Harvard), meminta Will untuk pindah ke California bersamanya, dimana dia harus melanjutkan sekolah kedokteran di Stanford University School of Medicine. Will memikirkan hal tersebut dengan panik. Dia menolak penelitian matematika ia telah lakukan dengan Prof. Gerrald. Sean menunjukkan bahwa Will begitu mahir mengantisipasi kegagalan dimasa depan dalam hubungan interpersonal bahwa ia sengaja menyabotase mereka dalam rangka menghindari resiko rasa sakit emosional. Ketika Will menolak untuk membeikn jawaban yang jujur tentang apa yang ingin ia lakukan untuk hidupnya. Will kemudian memberitahu Chuckie bahwa ia ingin menjadi buruh selama sisa hidupnya. Chuckie menjawab bahwa hal itu akan jadi penghinaan epada teman-temannya untuk Will membuang – buang potensinya, dan bahwa keinginannya adalah bahwa Will harus meninggalkan untuk mengejar sesuatu yang lebih besar. Will terpaksa menerima salah satu tawaran pekerjaan yang ditur oleh Prof. Gerrald.

                    Pada sesi lain terapi, Sean dan Will berbagi bahwa mereka berdua korban penganiayaan anak, dan Sean membantu Will untuk menerima bahwa kekerasan yang ia terima itu bukan salahnya. Setelah membantu Will meyelesaikan masalah itu, Sean mendamaikan dengan Prof. Gerrald dan memutuskan untuk mengambil cuti untuk perjalanan dunia. Ketika teman-teman Will menyajikan dia dengan Nova Chevrolet dibangun kembali untuk ulang tahun ke-21, ia memutuskan untuk menyampaikan penawaran yang menguntungkan pekerjaanya dan pergi ke California untuk menyatukannya dengan Skylar.

Comments

Popular posts from this blog

ANALOGI DALAM ARSITEKTUR

KRITIK ARSITEKTUR - KRITIK NORMATIF

Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan