Resensi Film Facing the Giant
Facing the Giant
Seorang pelatih speak bola yang gagal untuk menempuh sekolah tinggi menemukan bahwa untuk sukses ia harus meyakinkan timnya bahwa ada lebih banyak untuk olahraga dari ketenaran dan kemuliaan dalam kisah inspirasional keberanian di lapangan hijau dan kuasa firman Allah. Hibah Taylor (Alex Kendrick) telah melatih Shiloh Eagles selama enam tahun, dan ia belum mewujudkan mimpinya musim menang.
etika transfer pemain bintang sekolah tim, tiga pertandingan pertama musim baru menunjukkan ada janji untuk perbaikan, masalah di rumah mulai mengambil tol mereka, dan plot antara ayah pemain untuk memiliki dia dipecat menemukan masa depannya di sepak bola tampak suram, pelatih Taylor dihadapkan dengan prospek baik memotong kerugian dan mengakui kekalahan atau memutar hidupnya kepada Allah dalam upaya untuk menguji kekuatan sejati iman. Dengan pekerjaannya pada baris dan tidak ada yang tersisa untuk kehilangan, Pelatih Taylor meyakinkan tim bertekad nya underdog bahwa tidak ada mereka tidak dapat mencapai dengan sedikit keyakinan - termasuk keajaiban musim menang ketika semua harapan sepertinya hilang.
Pertandingan pun beberapa kali dimenangkan walaupun dibabak penyisihan dikalahkan oleh Princeton Heights Panthers, tetapi keberuntungan terus terjadi, Princeton Heights Panthers didiskualifikasi akibat memainkan pemain yang diatas batas usia. Mereka pun memasuki final melawan Giants, yang dimana kondisinya giants tidak terkalahkan pada saat itu, namun berkat kerja keras yang tiada henti, dan motivasi akan menang yang tinggi mereka pun berhasil memenangkan pertandingan tersebut berkat tendangan dari david yang menjadi point penentu kemenangan.
Di pertengahan musim, ia kehilangan pemain terbaiknya Darren karena ia pindah ke sekolah lain mengikuti pekerjaan orang tuanya, namun ia juga kedatangan pemain baru David Childers (Bailey Cave) seorang pemain sepak bola yang di motivasi ayahnya Larry Childers (Steve Williams) untuk bergabung dengan team American football dikarenakan tidak ada tim sepak bola di Shiloh.
Grant yang didampingi kedua assistennya terus berusaha walaupun kekalahan terus terjadi, ia pun terus memberikan motivas kepada timnya agar memberikan yang terbaik dalam segala hal dan juga dalam tim, sampai pada akhirnya para murid pun luluh dan bisa memberikan yang kemajuan dalam bidang olah raga maupun pendidikan.
Comments
Post a Comment