ARSITEKTUR BIOLOGIS

Biological Architecture
(Arsitektur Biologis)






Apa itu Arsitektur Biologis?

Arsitektur Biologis adalah ilmu pengetahuan tentang Sustainable Design ( desain berkelanjutan)

Arsitektur Biologi adalah satuan aturan yang menentukan  keberhasilan struktur biologis. Hal yang mendasari Arsitektur Biologis adalah semua kehidupan merespon baik terhadap design yang seusai dengan alam dan menghindari bahan berbahaya.

Melalui konsep arsitektur biologis, para arsitek diajak memahami rumah sebagai sebuah bangunan organis, untuk meningkatkan kualitas kehidupan. Kualitas bangunan dengan bagian-bagian material dan rohani menentukan kualitas lingkungan hidup manusia. Bahan-bahan bangunan yang digunakan dalam mewujudkan arsitektur biologis adalah bahan-bahan bangunan dari alam. 

Beberapa tahun terakhir, isu pemanasan global menjadi masalah kritis yang semakindisadari oleh banyak manusia di muka bumi. Tidak seimbangnya ekosistem alam, gejalacuaca ekstrem yang semakin sulit diprediksi, dan bencana alam dalam berbagai skala danfenomena mulai menjadi pembahasan hangat di setiap negara. Para pemimpin bangsa diberbagai belahan dunia pun berkumpul untuk membahas masalah pemanasan global ini,sebab bumi ini adalah tempat tinggal manusia bersama, sehingga penyelesaiannya punharus dilakukan bersama-sama. Selain itu, berbagai komunitas dan lembaga swadayamasyarakat yang peduli akan lingkungan menjamur di mana-mana. Mereka membuatgerakan sadar lingkungan

Bahan bangunan alam yang dapat dibudidayakan lagi, digunakan  dalam arsitektur biologis, seperti kayu, bambu, rumbia, alang-alang dan ijuk. Bahan bangunan alamiah yang dapat digunakan lagi menjadi bangun alamiah yang dapat digunakan lagi menjadi bangun arsitektural adalah tanah liat, tanah lempung dan batu alam. Sedangkan bahan bangunan alam yang diproses pabrik atau industri adalah batu artifisial yang dibakar (batu merah), genting flam, genting pres dan batu-batuan pres (batako).


Perencanaan arsitektur biologis senantiasa memperhatikan konstruksi yang sesuai dengan tempat bangunan itu berada. Teknologinya sederhana, bentuk bangunannya pun ditentukan oleh fungsi menurut kebutuhan dasar penghuni dan cara membangunnya. Bentuk bangunan ditentukan oleh rangkaian bahan bangunannya. Konstruksi bangunan yang digunakan ada yang bersifat masif (konstrtuksi tanah, tanah liat dan lempung), berkotak (konstruksi batu alam dan batu-batu merah), serta konstruksi bangunan rangka (kayu dan bambu). Atas dasar pengetahuan tentang bahan bangunan tersebut, akhirnya tercipta bentuk-bentuk bangunan yang berkaitan dengan sejarah arsitektur.

Arsitektur tradisional merupakan contoh dari arsitektur biologis. Arsitektur inimencerminkan suatu cara kehidupan harmonis, asli, ritmis dan dinamis, terjalin antarakehidupan manusia dan lingkungan sekitar secara keseluruhan. Arsitektur tradisionaldibangun dengan cara yang sama dari generasi ke generasi berikutnya. Arsitektur ini cocokdengan iklim daerah setempat dan masing-masing suku bangsa di Indonesia rupanya telahmemiliki arsitektur tradisional.


Siapa yang memprakarsai?

Konsep Arsitektur Biologis di prakarsai oleh Dan Winter. Dia sudah mengakar secara internasional prinsip-prinsip keilmuan dibalik Feng Shui selama beberapa tahun.
Dengan latar  belakang sebagai mechanical engineering, analisis sistem, psikopsiologi, dan dia berperan dalam menciptakab dan memprakarsai "Heart Coherence"
Menyadari bahwa semua organisme secara mendasar membutuhkan lingkungan yang fraktal untuk berkembang, dia telah mengatakan bahwa buku asas-asas biologis untuk benar-benar menetapkan kemampuan arsitektur untuk menyediakan medan listrik yang di butuhkan oleh biologi


Istilah arsitektur biologis pun diperkenalkan oleh beberapa ahli bangunan, antara lain Prof. Mag.arch, Peter Schmid, Rudolf Doernach dan Ir. Heinz Frick. Arsitektur biologis berarti ilmu penghubung antara manusia dan lingkungannya secara keseluruhan. Arsitektur biologis mempelajari pengetahuan tentang hubungan integral antara manusia dan lingkungan hidup.


Penerapan


Melalui konsep arsitektur biologis, para arsitek diajak memahami rumah sebagaisebuah bangunan organis, untuk meningkatkan kualitas kehidupan. Kualitas bangunandengan bagian-bagian material dan rohani menentukan kualitas lingkungan hidup manusia.Bahan-bahan bangunan yang digunakan dalam mewujudkan arsitektur biologis adalahbahan-bahan bangunan dari alam. Bahan bangunan alam yang dapat dibudidayakan lagi,digunakan dalam arsitektur biologis, seperti kayu, bambu, rumbia, alang-alang dan ijuk.Bahan bangunan alamiah yang dapat digunakan lagi menjadi bangun alamiah yang dapatdigunakan lagi menjadi bangun arsitektural adalah tanah liat, tanah lempung dan batu alam.Sedangkan bahan bangunan alam yang diproses pabrik atau industri adalah batu artifisialyang dibakar (batu merah), genting flam, genting pres dan batu-batuan pres (batako).Perencanaan arsitektur biologis senantiasa memperhatikan konstruksi yang sesuaidengan tempat bangunan itu berada. Teknologinya sederhana, bentuk bangunannya punditentukan oleh fungsi menurut kebutuhan dasar penghuni dan cara membangunnya.Bentuk bangunan ditentukan oleh rangkaian bahan bangunannya. Konstruksi bangunan yang digunakan ada yang bersifat masif (konstrtuksi tanah, tanah liat dan lempung),berkotak (konstruksi batu alam dan batu-batu merah), serta konstruksi bangunan rangka(kayu dan bambu). Atas dasar pengetahuan tentang bahan bangunan tersebut, akhirnyatercipta bentuk-bentuk bangunan yang berkaitan dengan sejarah arsitektur.


Ahli biologi dan arsitek Rudolf Doernach kelahiran Stuttgart-Jerman, melihat adakecenderungan dan dorongan kuat, bahwa setiap negara di dunia kini berusahamembangun permahan dan kota masa depan yang memperhatikan masalah penyelamatanlingkungan. Pengotoran udara oleh industri dan kepadatan penduduk di perkotaan, sangatmenghantui banyak negara di dunia. Arsitektur biologis adalah alternatif untukmemperingan kerusakan lingkungan akibat kemajuan teknologi.

Disarankan, pembangunanlingkungan harus terdiri dari dinding dan atap hidup yang menyediakan oksida dan energi.Pendidikan arsitektur barat sebenarnya kurang tepat diterapkan di negara-negaraberkembang seperti Indonesia yang memiliki latar belakang kebudayaan berbeda-beda.Karena itu, arsitektur biologis lebih mudah berkembang di Indonesia.



Arsitektur baratmodern yang dibangun dengan teknologi tinggi, lebih sering merusak dasar kehidupanmanusia dan lingkungan alamnya.Arsitektur biologis pada dasarnya dibangun dari pembangunan yang bersifat biologisdan berakhir pada pemikiran baru yang lebih mendalam. Dia bersifat ekologis, alternatif dantertuju kepada masa depan dengan kehidupan, pendidikan dan pemukiman yang seimbangdengan alam.

Comments

Popular posts from this blog

ANALOGI DALAM ARSITEKTUR

KRITIK ARSITEKTUR - KRITIK NORMATIF

Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan