KRITIK ARSITEKTUR INTERPETIF
KRITIK ARSITEKTUR
Jenis-Jenis Kritik Arsitektur adalah
1. Kritik Terukur
2. Kritik Normatif
3. Kritik Interprektif
4. Kritik Tipikal
5. Kritik Impresionis
6. Kritik Deskriptif
1. KRITIK TERUKUR
1. Kritik Terukur
2. Kritik Normatif
3. Kritik Interprektif
4. Kritik Tipikal
5. Kritik Impresionis
6. Kritik Deskriptif
1. KRITIK TERUKUR
·
Norma pengukuran digunakan untuk memberi arah yang lebih
kuantitatif. Hal ini sebagai bentuk analogi dari ilmu pengetahuan alam.
·
Pengolahan melalui statistik atau teknik lain akan mengungkapkan
informasi baru tentang objek yang terukur dan wawasan tertentu dalam
studi.
·
Bilangan atau standard pengukuran secara khusus memberi norma
bagaimana bangunan diperkirakan pelaksanaannya.
·
Standardisasi pengukuran dalam desain bangunan dapat berupa :
·
Ukuran batas minimum atau maksimum, Ukuran batas rata-rata
(avarage), Kondisi-kondisi yang dikehendaki Contoh : Bagaimana Pemerintah
daerah melalui Peraturan Tata Bangunan menjelaskan beberapa
sandard normatif : Batas maksimal ketinggian bangunan, sempadan bangunan,
Luas terbangun, ketinggian pagar yang diijinka
·
Adakalanya standard dalam pengukuran tidak digunakan secara
eksplisit sebagai metoda kritik karena masih belum cukup memenuhi syarat
kritik sebagai sebuah norma Contoh : Bagaimana Huxtable menjelaskan
tentang kesuksesan perkawinan antara seni di dalam arsitektur dengan
bisnis investasi konstruksi yang diukur melalui standardisasi
harga-harga. Norma atau standard yang digunakan dalam Kritik pengukuran
yang bergantung pada ukuran minimum/maksimum, kondisi yang dikehendaki
selalu merefleksikan berbagai tujuan dari bangunan itu sendiri.
·
Tujuan dari bangunan biasanya diuraikan dalam tiga ragam
petunjuk sebagai beikut:
·
Tujuan Teknis ( Technical Goals)
·
Tujuan Fungsi ( Functional Goals)
·
Tujuan Perilaku ( Behavioural Goals)
Salah satu contoh
kritik arsitektur dengan menggunakan kritik terukur :
Metode Kritik
Interpretif
Objek : Koshino
House karya Tadao Ando
Menurut Siswono Yudohusodo (Rumah Rakyat untuk seluruh rakyat
1991,432) Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat
tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Fungsi lainnyayakni
sebagai pelindung dari iklim dan makhluk hidup lainnya serta tempat awal
pengembangn kehidupan. Bukan hanya itu, bagi saya rumah adalah tempat pulang
terindah. Karena dirumah kita dapat melihat keluarga berkumpul bersama dan
menikmati momen yang berharga. Dimana keluarga adalah bagian terpenting kedua
setelah Tuhan.
Bicara
mengenai rumah, rumah yang baik kiranya memenuhi syarat, dimana kita tahu
bangunan yang baik menurut Vitruvius harus memenuhi 3 sistem syarat yakni dari
segi kekuatan (firmitas), fungsi (utilitas) dan juga keindahan (venustas).
Namun tidak hanya itu, yang terpenting dari rumah adalah dampak terhadap
penghuninya. Rumah tersebut memberi pengaruh apa terhadap penghuni di
dalamnya. Sehigga terjadinya komunikasi antara penghuni dan rumah untuk
saling terintegrasi.
Bagi
saya rumah tidak harus melihat dari faktor keindahannya saja setelah faktor
kekuatan dan fungsi sudah terpenuhi, karna nyatanya saat ini faktor ekonomis
juga dipikirkan. Banyak rumah yang di desain sedemikian rupa dan bahkan juga
menggunakan bahan material yang berkualitas dengan harga yang cukup mahal.
Namun itu semua tergantung si empunya rumah, karena keinginan dan kebutuhan
setiap orang berbeda. Ada yang menyukai rumah klasik dengan detail-detail
ornamennya, ada yang menyukai rumah dengan gaya minimalis yang lebih
terlihat clean dan berkesan kekinian atau bahkan ada pula yang
menyukai rumah tradisional untuk menghadirkan kesan alam yang kental.
Lebih
dari itu, ada sesuatu yang semestinya kita dapat dari suatu rumah,
yakni soul (jiwa) yang hadir dari rumah tersebut. Dalam
buku Wastu Citra, sesuatu yang benar itu indah. Begitulah ketika saya melihat
Khosino House karya arsitek jepang Tadao Ando. Arsitek yang memiliki karakter
pada bangunannya yakni dengan bentuknya yang lingkaran dan geometris,
penggunaan beton (concrete) polos, pemanfaatan cahaya alami dan udara serta
bentuk bangunan yang mengikuti landscape di sekitarnya. Dengan desain dari
bentuk yang sederhana, tidak banyak ornamen namun berkarakter kuat, benar dan
indah. Dan lebih dari itu saya melihat dan seakan merasakan ada jiwa di
dalamnya.
KRITIK ARSITEKTUR
Jenis-Jenis Kritik Arsitektur adalah
1. Kritik Terukur
2. Kritik Normatif
3. Kritik Interprektif
4. Kritik Tipikal
5. Kritik Impresionis
6. Kritik Deskriptif
1. KRITIK TERUKUR
1. Kritik Terukur
2. Kritik Normatif
3. Kritik Interprektif
4. Kritik Tipikal
5. Kritik Impresionis
6. Kritik Deskriptif
1. KRITIK TERUKUR
·
Norma pengukuran digunakan untuk memberi arah yang lebih
kuantitatif. Hal ini sebagai bentuk analogi dari ilmu pengetahuan alam.
·
Pengolahan melalui statistik atau teknik lain akan mengungkapkan
informasi baru tentang objek yang terukur dan wawasan tertentu dalam
studi.
·
Bilangan atau standard pengukuran secara khusus memberi norma
bagaimana bangunan diperkirakan pelaksanaannya.
·
Standardisasi pengukuran dalam desain bangunan dapat berupa :
·
Ukuran batas minimum atau maksimum, Ukuran batas rata-rata
(avarage), Kondisi-kondisi yang dikehendaki Contoh : Bagaimana Pemerintah
daerah melalui Peraturan Tata Bangunan menjelaskan beberapa
sandard normatif : Batas maksimal ketinggian bangunan, sempadan bangunan,
Luas terbangun, ketinggian pagar yang diijinka
·
Adakalanya standard dalam pengukuran tidak digunakan secara
eksplisit sebagai metoda kritik karena masih belum cukup memenuhi syarat
kritik sebagai sebuah norma Contoh : Bagaimana Huxtable menjelaskan
tentang kesuksesan perkawinan antara seni di dalam arsitektur dengan
bisnis investasi konstruksi yang diukur melalui standardisasi
harga-harga. Norma atau standard yang digunakan dalam Kritik pengukuran
yang bergantung pada ukuran minimum/maksimum, kondisi yang dikehendaki
selalu merefleksikan berbagai tujuan dari bangunan itu sendiri.
·
Tujuan dari bangunan biasanya diuraikan dalam tiga ragam
petunjuk sebagai beikut:
·
Tujuan Teknis ( Technical Goals)
·
Tujuan Fungsi ( Functional Goals)
·
Tujuan Perilaku ( Behavioural Goals)
Salah satu contoh
kritik arsitektur dengan menggunakan kritik terukur :
Metode Kritik
Interpretif
Objek : Koshino
House karya Tadao Ando
Menurut Siswono Yudohusodo (Rumah Rakyat untuk seluruh rakyat
1991,432) Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat
tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Fungsi lainnyayakni
sebagai pelindung dari iklim dan makhluk hidup lainnya serta tempat awal
pengembangn kehidupan. Bukan hanya itu, bagi saya rumah adalah tempat pulang
terindah. Karena dirumah kita dapat melihat keluarga berkumpul bersama dan
menikmati momen yang berharga. Dimana keluarga adalah bagian terpenting kedua
setelah Tuhan.
Bicara
mengenai rumah, rumah yang baik kiranya memenuhi syarat, dimana kita tahu
bangunan yang baik menurut Vitruvius harus memenuhi 3 sistem syarat yakni dari
segi kekuatan (firmitas), fungsi (utilitas) dan juga keindahan (venustas).
Namun tidak hanya itu, yang terpenting dari rumah adalah dampak terhadap
penghuninya. Rumah tersebut memberi pengaruh apa terhadap penghuni di
dalamnya. Sehigga terjadinya komunikasi antara penghuni dan rumah untuk
saling terintegrasi.
Bagi
saya rumah tidak harus melihat dari faktor keindahannya saja setelah faktor
kekuatan dan fungsi sudah terpenuhi, karna nyatanya saat ini faktor ekonomis
juga dipikirkan. Banyak rumah yang di desain sedemikian rupa dan bahkan juga
menggunakan bahan material yang berkualitas dengan harga yang cukup mahal.
Namun itu semua tergantung si empunya rumah, karena keinginan dan kebutuhan
setiap orang berbeda. Ada yang menyukai rumah klasik dengan detail-detail
ornamennya, ada yang menyukai rumah dengan gaya minimalis yang lebih
terlihat clean dan berkesan kekinian atau bahkan ada pula yang
menyukai rumah tradisional untuk menghadirkan kesan alam yang kental.
Lebih
dari itu, ada sesuatu yang semestinya kita dapat dari suatu rumah,
yakni soul (jiwa) yang hadir dari rumah tersebut. Dalam
buku Wastu Citra, sesuatu yang benar itu indah. Begitulah ketika saya melihat
Khosino House karya arsitek jepang Tadao Ando. Arsitek yang memiliki karakter
pada bangunannya yakni dengan bentuknya yang lingkaran dan geometris,
penggunaan beton (concrete) polos, pemanfaatan cahaya alami dan udara serta
bentuk bangunan yang mengikuti landscape di sekitarnya. Dengan desain dari
bentuk yang sederhana, tidak banyak ornamen namun berkarakter kuat, benar dan
indah. Dan lebih dari itu saya melihat dan seakan merasakan ada jiwa di
dalamnya.
Dalam
artikel yang saya baca, Khosino House adalah desain yang memiliki makna yang
bisa berubah-ubah sesuai perubahan cahaya dan aliran udara (angin). Yang berari
sang arsitek tidak hanya memabngun melainkan juga memikirkan konsep bangunanya
secara matang.
Mungkin menurut saya seprti itulah yang kita
bisa dapatkan dari suatu rumah. Karena rumah memberikan pengaruh terhadap
penghuninya.Dengan desain yang benar tentulah memunculkan sesuatu keindahan.
www.google.com
http://oktavindah.blogspot.co.id/2014/01/tugas-kritik-arsitektur_29.html
http://riza300394.blogspot.com/2015/11/kritik-arsitektur.html
Comments
Post a Comment